Wednesday 3 February 2016

Contoh Naskah Drama Anak Sekolah Untuk 8 Orang



Deskripsi Drama

Judul: Aku ingin menjadi...
Tema: Pendidikan
Pemeran: 8 Orang
Penokohan drama:
  1. Nita: Pemberani
  2. Tina: Tegas
  3. Wina: Penakut
  4. Lia: Pemalu
  5. Ibu Feni: Penegak
  6. Pras: Baik hati
  7. Joni: Rela berkorban
  8. Tegar: Cuek

Sinopsis Drama
Pertanyaan dari Ibu Feni membuat ke tujuh siswanya memiliki impian yang besar dan timbul keseruan ketika jam pelajaran.

Dialog Drama
Kring! Kring! Kring!
Bel masuk telah diberbunyi. Para siswa SD Harapan 345 saatnya untuk masuk kelas dan menerima pelajaran dari wali kelasnya masing-masing. Pemandangan di kelas 4 masih gaduh. Ada yang berkelahi.

Joni: Kamu mau jadi pahlawan di kelas ini?
Pras: Bel masuk telah berbunyi.
Joni: Semuanya masuk!
Nita: Iya Pak ketua kelas (cetus Nita).
Joni: Berkelahi gara-gara merobekkan buku seperti tidak ada pekerjaan lain saja!

Ibu Feni: Selamat pagi anak-anak. Sebelum memulai pelajaran kita berdoa dahulu. Berdoa dimulai.
Ibu Feni: Selesai. Saya tadi  mengetahui kalau ada keributan di luar kelas padahal sudah ada bel masuk.
Joni: Iya kan Ibu Feni marah (bisik Joni kepada Pras).
Pras: Kayaknya hanya mengingatkan saja deh Jon.
Joni: Tadi ada yang berkelahi Bu. Tapi sudah dilerai.
Bu Feni: Ya sudah besok-besok jangan diulangin ya.
Serempak siswa kelas 4 mengiyakan ucapan Ibu Feni.
Ibu Feni: Buka buku paket bahasa Indonesia kalian mengenai impian dan cita-cita. Siapa yang tahu definisi impian dan cita-cita?
Tina: Impian adalah harapan dari seseorang yang perlu dibuktikan. Kalau cita-cita adalah harapan dan perjuangan yang disertai dengan kemampuan untuk meraihnya.
Ibu Feni: Bagus jawabanmu Tina. Terus perbedaan antara keduanya apa Tina?
Tina: Ehmm (Pikir Tina dalam-dalam).
Nita: Tidak ada bedanya Bu!
Ibu Feni: Ya pasti ada. Bagaimana menurutmu Lia?
Lia: Perbedaannya tipis Bu. Kalau impian sudah dirancang sejak lahir. Kalau cita-cita harapan dari banyak orang bukan diri kita sendiri.
Ibu Feni: Betul. Jika kita membicarakan tentang impian dari sekian banyak siswa di sini bisa dijelaskan mengenai impian kalian? Bisa dimulai dari kamu Pras.
Pras: Aku Bu? Impianku ingin menjadi reporter yang bisa meliput berita sekaligus jalan-jalan di mana-mana.
Joni: Sukanya jalan-jalan saja.
Ibu Feni: Waduh, Pras impiannya hebat. Kamu Joni? Bantah saja!.
Joni: Impian saya ingin pergi ke bulan seperti minnion Bu?
Ibu Feni: Minnion?
Tegar: Itu film kartun Bu. Joni suka menonton film kartun jadinya suka berkhayal.
Serempak siswa kelas 4 tertawa.
Ibu Feni: Sudah! Sudah! Kamu ini bisa saja Joni. Bagus juga itu. Kamu Wina?
Wina: Saya bermimpi untuk menjadi polisi wanita Bu.
Joni: Kamu saja takut dengan cecak mau jadi polisi. Tidak salah? Hahaha...
Lagi-lagi seluruh siswa tertawa atas lakon Joni.
Ibu Feni: Impian yang mulai Wina. Kalau kamu Tegar?
Tegar: Impian saya sama seperti Ibu jadi guru di sekolah dasar.
Joni: Tampang belagak tidak pantes jadi guru.
Berkali-kali seluruh siswa tertawa.
Ibu Feni: Joni, sekali lagi kamu ngeledek temanmu. Ibu jewer!
Tiba-tiba suasana kelas menjadi hening atas bentakan Bu Feni kepada Joni.
Ibu Feni: Kalau kamu Tina dan Nita.
Nita dan Tina: Kita mempunyai jadi penulis Bu (kompak menjawab).
Ibu Feni: Dari sekian banyak jawaban kalian mengenai tentang impian bagus-bagus. Namun dalam meraih impian harus disertai dengan perjuangan, pengorbanan, kerja keras.
Joni: Doa Bu?
Ibu Feni: Jangan lupa untuk selalu berdoa tapi harus disertai perjuangan.
Nita: Tapi kalau seperti Joni apa itu impian Bu?
Joni: Kamu usil saja!
Ibu Feni: Kalau impian Joni terlalu berkhayal tapi impian itu harus setinggi langit. Kalau Joni memang mempunyai impian itu maka mulai saat ini harus diperjuangkan. Belajar yang tekun biar menjadi astronot.
Pras: Belajar? Joni suakanya main PS Bu.
Tegar: Iya Bu, gangguin aku belajar.
Ibu Feni: Betul kata Pras dan Tegar?
Joni hanya diam dan melirik dengan mata melotot pada Pras dan Tegar.
Ibu Feni: Sebaiknya bermain itu boleh tapi jangan berlebihan.
Joni: Saya main PS ketika libur dan ada waktu kosong kok Bu. Mereka saja yang iri.
Ibu Feni: Iya Ibu tahu. Kamu anak pinter.Tepuk tangan buat Joni
Serempak seluruh siswa memberi oplos kepada Joni.
Ibu Feni: Tapi nakal.
Serempak disusul tawa yang membahana. Bel istirahat telah datang.




Contoh Naskah Drama Untuk 8 Orang Persahabatan dan Kehidupan
Tema: Persahabatan dan Kehidupan

Alur: pendek


Karakter: 


- Ali: Ramah dan pendiam
- Budi: Ramah dan cerewet
- Sofi: Pemarah
- Husen: Tegas, berani dan cerdas
- Yoyok: Cerewet dan pintar
- Feri: Penakut
- Anas: Sombong dan belagak
- Agus: Sombong dan berani

Ali dan keenam sahabatnya adalah remaja lulusan pondok pesantren yang ingin mencari sejatinya hidup. Setelah lulus dari pesantren mereka rela untuk berkelana hanya untuk mencari soorang guru sejati yang menuntun mereka menuju jalan kebenaran dan mengerti arti sebuah kehidupan.

Naskah Drama

Di rumah Ali ketujuh remaja ini berkumpul dengan membicarakan tentang rencananya untuk pergi berkelana.

Ali: Bagaimana dengan kalian, dapat persetujuan orang tua atau tidak?
Sofi: Aku sih, ambil jalan pintas saja Li dengan berbohong pada Ibuku. Ini jenis bohong yang baik karena aku berniat untuk merubah hidup dan mencari sebuah kehidupan yang benar-benar ada.
Budi: Aku diijinkan karena orang tuaku dulu pernah mondok sampai puluhan tahun terutama Bapakku yang mondok sejak kecil.
Husen: Aku jujur saja tentang tujuanku berkelana. Ayahku menasehati untuk berhati-hati dalam mencari seorang guru dan jangan sampai menimbulkan hal-hal negatif. Ayahku dulunya seorang pendekar. Ya pasti boleh. Kalau ibuku menuruti apa kata ayahku.
Yoyok: Aku boleh anak bebas.
Feri: Aku juag Sama Li
Anas: Aku ikut saja. Orang tuaku sudah tidak peduli lagi.
Agus: Aku sudah mendapatkan persetujuan.
Dengan tekad yang kuat mereka bertujuh memulai berkelana dengan berjalan kaki dari daerah satu ke daerah lainnya. Tiba-tiba di sutau daerah bernama Bone mendapatkan guru, namun …
Husen: Romo, apakah ajaran Romo ini benar sesuai dengan syariat Islam?
Budi: Bicara yang sejujurnya saja rRomo jangan sampai menjebak kita! (geramnya)
Ali: Tolong dijelaskan romo, jangan sampai kita berguru pada Romo tidak ada manfaatnya.
Guru Pertama yang ditemui sia-sia. Pria yang berprofesi dukun santet dan teluh ini hanya menyakiti Feri dan Yoyok yang masih lemah tenaga dalam dibandingkan yang lain. Terpaksa Ali dan kawan-kawan harus merawatnya sampai sembuh. Setiba mendpatakan guru yang kedua, tiba-tiba …
Sofi: Kamu yakin ini guru terbaik kita Al?
Ali: Kita jalankan dulu ilmu dan pengajarannya.
Feri: Jangan sampai terjebak dua kali, aku yang kena lagi (mengeluh).
Anas: Namanya saja mencari bagaimana lagi?!
Agus: Iya kamu ini aneh saja Sof.
Guru kedua yang mereka temukan hanya sebagai orang biasa. 7 remaja tersebut hanya dimanfaatkan tenaganya untuk mengplah lahan dan mengurusi semua tugas rumha. Hanya sia-sia 3 bulan mereka di tempat itu. Tidak dapat apa-apa.
Yoyok: Kita pulang saja, sudah banyak kejadian aneh yang kita alami tapi mana gurunya?
Husen: Kita tidak boleh putus asa. Aku yakin sebentar lagi kita menemukan guru sejati.
Agus: Aku suka gayamu Sen.

Sembari berbincang dan bercanda, tiba-tiba di tengah jalan mereka menemukan orang tua yang jatuh di tengah jalan dan meminta pertolongan. Segera mereka mendekatinya.
Feri: Kakek tidak apa-apakan?
Anas: Kek, kalau mau jalan sama anaknya saja jangan sendirian, berbahaya!
Husen: Rumahnya mana Kek?
Tiba-tiba Kakek tersebut tersenyum dan menunjukkan rumahnya dengan jari telujuknya. Hanya di seberang ajlan. 7 orang remaja ini berkunjung di rumah Kakek. Seorang kakek yang bisu namun memiliki muka yang ceria. Ketika masuk di rumahnya mereka takjub dan …
Ali: Ini buku kakek semua? (Kakek hanya mengangguk dan tersenyum).
Budi: Kakek beli di mana sebanyak ini? (Yoyok, Anas dan Agus melihat dan membuka setiap buku yang ada di kamar Kakek ini. Buku yang tertata rapi)
Husen: Ada buku yang sangat bermanfaat kek? (Ini mungkin gurunya, batin Husen).
Tiba-tiba Kakek tersebut mengambilkan buku berwarna kuning yang hanya berisi beberapa lembar saja dan diberikan kepada Anas bukan Husen yang memintanya.
Anas: Ini apa Kek?
Ali: Jangan dibuka sebelum dapat ijin dari Kakek. (Kakek tersenyum dan memerintahkan untuk dibuka).
Husen: Inikan???
Tiba-tiba 7 remaja ini bersujud di hadapan Kakek tersebut. Isi dari buku tersebut adalah akhlakul karimah. Akhirnya mereka menemukan guru sejati meraka. Tiba-tiba kakek itu dapat berbicara dan mengajari 7 remaja tersebut tentang akhlakul karimah dari buku tersebut.




Naskah Drama 8 Orang Tema Persahabatan

Judul: Ketika Rasa Putus Asa Menghantui Pikiran
Tema: Sosial & Persahabatan
Durasi: Singkat
Pemeran: 8 Orang
Karakter:
  1. Arman: Mudah putus asa
  2. Jasmin: Mudah putus asa
  3. Irma: Bijak
  4. Lukman: Berwawasan luas
  5. Syahal: Berpikiran sempit
  6. Dila: Bijak
  7. Ari: Cerdik
  8. Alma: Suka memberi masukan

Arman:
Aku merasa, meuwujudkan cita-cita itu tidak semudah membayangkannya!

Jasmin:
Iya, aku juga berpikir hal yang sama.

Irma:
Mewujudkan cita-cita itu memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, tapi pasti akan ada pembeda jika kita mau bersungguh-sungguh dalam memperjuangkannya.

Lukman:
Benar apa yang dikatakan Irma itu. Yang perlu kita lakukan adalah berusaha sekuat tenaga untuk mengerjanya.

Syahal:
Kamu ngomong saja gampang, Man.

Lukman:
Kenapa kamu ngomong begitu?

Syahal:
Iya, buktinya kamu juga bukannya rajin tapi malah suka malas-malasan.

Dila mencoba memberi masukan kepada teman-temannya.

Dila:
Sudahlah, jangan ribut satu sama lain. Menurutku apa yang dikatakan Lukman itu memang ada benarnya. Yang paling penting bagi kita adalah berusaha dengan gigih untuk mewujudkan apa yang kita impikan.

Ari juga ikut memberi motivasi kepada teman-temannya.

Ari:
Begini, semudah apapun hal yang ingin kita dapat, hal tersebut tidak akan pernah kita dapat jika usaha kita tidak maksimal, maka yang perlu kita lakukan memang berjuang dengan bersungguh-sungguh dan tidak mudah merasa lelah. Benar kan, Al?

Alma:
Iya, menurutku apa yang kamu bilang itu benar.

Arman kembali mengungkapkan isi hatinya.

Arman:
Iya, apa yang kalian bilang itu memang benar, tapi sering kali aku merasa putus asa dengan keadaan.

Alma mencoba memberi support kepada Arman.

Alma:
Sudahlah, dalam hidup ini tidak ada yang instant. Dan kuncinya adalah kita sendiri. Jika kita mau berusaha secara maksimal, hasilnya pasti lebih baik.

Lukman sependapat dengan Alma:

Lukman:
Benar sekali, yang penting kita harus tetap fokus.

Dila kembali memberi masukan untuk teman-temannya.

Dila:
Kalian tahu tidak, dulu ekonomi keluargaku itu susah sekali, bahkan aku sempat mau keluar sekolah karena masalah uang, dan karena kedua orangtuaku tetap berusaha dengan gigih, maka kehidupan keluargaku pun akhirnya membaik.

Syahal menanyakan maksud Dila.

Syahal:
Lalu apa hubungannya dengan keluarga kamu, Dil?

Dila:
Tentu saja ada hubungannya. Kita bisa mengambil pelajaran dari kisah kedua orangtuaku. Meraka berjuang dengan sekuat tenaga untuk membangun ekonomi keluarga, dan meskipun mereka sempat mengalami berbagai kesulitan, a khirnya keluargaku sekarang jauh lebih baik dari yang dulu.

Syahal menganggukkan kepalanya.

Syahal:
Iya, benar juga apa yang kamu katakan.

Ari pun ikut menyambung.

Ari:
Iya, kisah kedua orangtua Dila dapat kita jadikan sebagai teladan serta motivasi.

Mendengar cerita Dila, Arman semakin termotivasi.

Arman:
Benar juga apa yang dikatakan Dila, hidup ini memang menuntut kita untuk berjuang secara maksimal. Tanpanya, kita tidak akan mendapatkan apa-apa.

Jasmin juga merasa lebih termotivasi oleh Dila.

Jasmin:
Cerita orantua kamu sangat memotivasi saya, Dila. Semoga saja aku bisa tetap fokus seperti orangtua kamu.

Dila:
Begitu, baru teman aku!!


Contoh Drama 8 Orang


AKU YANG SALAH!

Penokohan :
Ibad = Idam
Dani = Dahlan
Togo = Tejo
Sima = Kepsek
Tanita = Talia
Ania = Andita
Nuri  = Nurlita
Rozali = Yoyon dan Tn. Tejo


Sebuah cerita ada tiga sekawan bernama Idam, Dahlan, dan Tejo. mereka sedang ada di kelas pengasingan, yakni kelas dimana  terdapat sekelompok siswa-siswi yang tidak/kurang  minat belajar.
Pada suatu hari, pada saat akan dilaksanakan ulangan fisika.

Idam merupakan satu-satunya siswa dari mereka bertiga yang paling pintar, Dahlan hanya pintar dalam 1 bidang saja , yaitu bidang musik, sementara Tejo merupakan siswa yang sangat patuh pada perintah Ibu nya.

Setelah selesai ulangan nilai mereka, kecuali Idam sangat buruk sekali, Dahlan mendapat 4,1 dan Tejo mendapat 3,4.

Idam : “eh.. kalian ini, aku yakin nanti malam kalian akan diceramahi”

Dahlan : “alah.. aku sudah terbiasa, lebih baik main gitar daripada pusing-pusing, Ibuku juga nanti diam sendiri.”

Tejo : “apapun yang Ibuku katakan, aku akan menurutinya, udah gitu aja”

Dahlan :”kalau Ibumu menyuruhmu memakan kotoran ayam, apa kamu mau melakukannya?”

Tejo :” kenapa tidak, asalkan Ibuku yang menyuruh, kotoran apapun pasti aku makan”

Idam dan Dahlan merasa sangat merinding mendengar jawaban tersebut

Tidak lama kemudian datang Yoyon, salah satu siswa dari murid kelas unggulan

Yoyon : “hah 71 ?, kamu 4,3. Ini lagi 3,4 ? nilai 7,1 itu yang paling rendah dikelasku, lihat ini 97.”

Dahlan :” Ah,, peduli amat ?hah..! “

Yoyon : “hem.. dasar para pelajar buangan !”

Idam : “hey, apa maksud kamu meludahinya ?”

Dahlan : “kurang ajar banget sih, rasakan ini!”

Dahlan lalu menonjok Yoyon, lantas tidak lama kemudian orang-orang disekitar melapornya ke ruang kepala sekolah

Kepsek : “Dahlan apa benar kamu menonjoknya ?”

Yoyon : “ dia memukulku disini ! (sambil menunjuk pipinya yang terluka/memar”

Dahlan : “dia meludahiku duluan bu, jadi aku ya balas mukul dia”

Idam :”benar, aku saksinya , Yoyon meludahinya, dan Dahlan terpancing emosi hingga dia 
memukulnya”

Kepsek :”apa pun itu, setidaknya kamu butuh dua saksi untuk mengelak”

Idam & Dahlan :”TEJO ! “

Lalu Tejo datang sambil menangis

Tejo :”aku tidak melihat apa-apa”

Idam & Dahlan : "heeee" !

Tejo :”Ibuku bilang aku tidak boleh ikut campur”

Kepsek :”Baiklah Dahlan, Ibu akan laporkan kamu pada Ibumu”

Dahlan :”ya sudah terserah kamu sajalah apa mau kamu”

Kepsek :”apa kamu bilang ?”

Idam :”dia nggak ngomong apa-apa bu”

Kepsek :”baiklah, sekarang kalian boleh keluar”

Dirumah Dahlan.....

Andita :”apakah yang Ibu dengar ini benar?”

Dahlan :”apa?”

Andita :”kamu memukul Yoyon kan ? Nilai ulangan fisika ku juga jeblok!”

Dahlan :”benar, tapi dia meludahiku lebih dulu bu ! masalah ulangan, aku memang tidak berbakat..hehe”

Andita :”ah.. kamu ini, kamu harus belajar lebih giat, rajin dan berusaha maksimal, kelas mu ini kelas pengasingan, kamu masih juga bermalas-malasan, kali ini Ibu akan mengajarimu, kamu harus patuh”

Dahlan: “ya, baik bu”

Andita :”bagian mana yang tidak kamu mengerti?”

Dahlan :”semuanya  bu...hihi”

Andita :”baiklah, kita mulai dari yang ini, rumusnya ini di kalikan ini, kemudian kamu bagi dengan yang ini. Hasilnya kamu kurangi dengan ini, sudah mengerti kan ?”

Dahlan hanya menggelengkan kepalanya tanpa sepatah kata pun.

Hari itu sampai larut malam Andita mengajarinya dengan serius

Kemudian, keesokan harinya Andita, Nurlita dan Ibu Tejo bertemu di sebuah supermarket kemudian mereka berbincang

Nurlita :”aduuuh sayang sekali padahal kalau anak ku dapat nilai 7.5 dia bisa lepas dari kelas pengasingan.”

Ibu Tejo:” anak ku malah jauh nilainya, tapi aku tidak khawatir, asalkan dia bisa mengurus perusahaan kelak, masa depan nya masih jelas”

Andita :”anak ku, sepertinya dia memang tidak berbakat, sepulang sekolah dia hanya bermain gitar. Aku tidak tahu harus berbuat apa, setiap malam aku mengajarinya. Tapi dia tetap tidak mengerti, dan dia sendiri juga terlihat kurang antusias”

Nurlita : “Lebih baik, jika dia dapat nilai buruk atau tidak mengerti saat di ajari, kamu rotani saja dia biar kapok!”

Ibu Tejo : “kalau aku sih puji saja dia, supaya lebih semangat lagi”

Nurlita:” ad.. ada-ada saja kamu”

Andita :” apa ? merotani nya ? ya ampun! aku tidak tega dong”

Nurlita :”benar, lama kelamaan dia akan mengerti juga”

Andita :”baiklah, akan kucoba”

Akhirnya Andita menerapkan saran yang diberikan Nurlita
Disekolah .....

Guru baru :” anak-anak, Kenalkan nama Talia, Ibu menggantikan Ibu Janah mengajarkan fisika kepada kalian”

Tejo :” Apa Ibu janah dipecat ?”

Murid-Murid :” hahahaha.. dasar si tukang patuh, apa Ibumu yang yang menyuruhmu mengatakan itu ?”

Tejo :”aku hanya penasaran, tiba-tiba saja dia menghilang lalu digantikan”

Talia:”beliau sedang cuti, selama dia cuti Ibu yang menggantikanya”

Tejo :”ooooh gitu!”

Talia :” Ibu belum mengetahui kemampuan kalian pada mata pelajaran fisika, besok Ibu akan mengadakan ulangan “

Dahlan :”apa?ulangan ? “

Talia :”Iya, apa ada masalah?”

Idam :”Dahlan ssst , mmm. Tidak ada apa-apa bu.”
Sepulang sekolah

Dahlan :”heh dam, kamu kan pinter MTK, nanti kasi aku contekan ya!”

Idam :”boleh-boleh, buat kalian gratis deh “
Dahlan dan Tejo :”SIP !”

Dirumah Dahlan

Andita :” kamu sudah belajar ? main gitar terus kamu ini “

Dahlan :”aku nggak ngerti bu, ga ada yg ngajarin “

Andita :”kali ini Ibu serius, kamu harus belajar, kalau tidak...”

Dahlan :”kalau tidak apa bu?”

Andita :” dengan berat hati Ibu akan merotanmu”

Plak ! Rotan dipukul ke tangan Dahlan karena Dahlan tidak mengerti mengerti.

Dahlan :”sakit buuu”

Andita :”makanya kamu harus bisa!”

Pyar.. pyar.. pyar.. pyar..

Setelah berhari-hari merotani Dahlan, Andita kelalahan dan sebenarnya dia tidak tega, dia pun jatuh sakit.
Keesokan harinya Dahlan merasa tidak bersemangat sekolah, padahal hari itu akan ulangan.

Saat itu dikabarkan bahwa  Andita mendertia kanker darah, dan harus segera mendapat donor cangkok sumsum tulang belakang.

Dahlan :”Ibu ku sakit parah, kalau dia tidak menerima cangkok sumsum secepatnya umurnya hanya tinggal 3 bulan”

Idam :”apa sudah ada pendonor yang cocok untuknya ?”

Dahlan menggelengkan kepalanya
Ke 3 nya :”haaaah”

Lalu menundukan kepala mereka. Tiba-tiba.....

Tejo :”tapi ada bagusnya juga”

Idam :”apa ta?

Tejo :” biarkan saja Ibumu mati hin, kalau dia mati kan kamu tidak akan dirotaninya lagi”

Dahlan :”apa ? apa yang kamu katakan?!”

Pyar.. !

Dahlan lalu memukul Tejo.. tiba-tiba bu kepsek datang, dia melihat lalu menggelengkan kepalanya sambil 
melihat Dahlan yang sedang memukuli Tejo..

Kepsek :” ikut Ibu ke kantor,”

Dahlan lalu diseret ke kantor ke kantor kepsek

Kepsek :”ulangan jelek, memukul Yoyon, memukul temanmu sendiri, kamu ini siswa atau preman ?”

Dahlan :”aku..aku hanyaa....”

Kepsek:”apa? Kamu mau cari alasan, akan ku laporkan pada Ibumu agar dia merotanmu lagi”

Bu Rini :”bu kepsek, jangan kasar padanya. Aku yakin dia punya alasan tersendiri untuk itu”

Kepsek :”kamu membelanya lagi ?”

Bu Rini :” aa...aku hanya”

Dahlan :” aku hanya berharap Ibuku bisa sembuh, dan merotaniku lagi, andai saja “

Lalu Dahlan pergi

Selain itu nilai ulangan Dahlan kali ini hanya 5.5 nilai Idam 9.1, dan Tejo 4.2

Idam :”aku mengerti keadaanmu ta, kamu bawa saja kertas ulangan ku , lalu ganti dengan nama mu”

Dahlan :” entahlah, aku tidak yakin”

Tejo :”atau kamu ganti saja kertas ku dengan nama mu”

Dahlan :” nilai mu lebih jelek dariku, bodoh”

Tejo :” iya, hehehe..”

Dahlan:” aku..pulag duluan ya”

Lalu Dahlan pergi ke RS untuk menjenguk ibunya.

Dahlan :” maaf bu, aku sudah berusaha, tapi hanya ini yang kubisa”

Andita lalu mengambil kertas ulangan dan mengenggamnya erat

Tiba-tiba Andita terdiam membisu
Saat itu Talia datang..

Talia :”permisi , ta..”

Dahlan :”ibuku sudah”

Talia lalu memeriksa Andita dan..

Talia:”dia masih hidup, panggil dokter!”

Andita lalu dipindahkan ke ruang Intesif...

Talia :” aku akan mencarikan donor sumsum itu segera, bersabarlah Dahlan”

Dahlan:”terimakasih ya bu, ibu sudah banyak membantuku”

3 hari kemudian tiba-tiba RS dipenuhi orang yang berniat mendonorkan sumsum mereka.

Tiba-tiba terdaftar Tn. Tejo

Dahlan :”apa ayah mu mendaftarkan ?”

Ayah Tejo :” benar, aki hanya ingin membantu ayahmu”

Suster :” Tn. Tejo silahkan ....”

Tn. Tejo : “iya baiklah sus.

Suster :”apa benar ini nomer registrasi anda ?”

Tn.Tejo :” biar ku lihat....mmm sepertinya ini bukan miliku “

Tn. Tejo : “apa ada Tn. Tejo yang lain”

Tejo:”ada ayah, itu aku”

Dahlan :”apa ? apa kamu yakin ?”

Tejo :”Sebagai tanda maafku ta”

Tiba-tiba Ibu Tejo datang

Ibu Tejo :” Kuyuuuud, kan mama sudah bilang, jangan pernah ikut campur urusa orang lain”

Tejo :” berapa kali aku menuruti perintah mu bu ?! biarkan kali ini aku memilih jalan ku sendiri”

Tn. Tejo :”sudah , biarkan dia mengambil jalanya “

Ibu Tejo :”baiklah, jaga diri kamu baik-baik”

Akhirnya Tejo di bawa ke ruangan agar di cangkokan sumsumnya.

Tejo :”ini tidak sakit , ini tidak sakiit ....uuuuuuuuuuuuuuuuuuuuhhhhhhhhhhhhh!”

Idam :” itu pasti suara teriakannya, kesakitan banget tuh “

Dahlan :”kamu memang benar, terimakasih Tejo !”



No comments:

Post a Comment