1. ALAT-ALAT ZAMAN PALEOLITHIKUM
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah:
A. Kapak Genggam
Kapak
genggam banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "chopper"
(alat penetak/pemotong)
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.
Alat ini dinamakan kapak genggam karena alat tersebut serupa dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara mempergunakannya dengancara menggenggam. Pembuatan kapak genggam dilakukan dengan cara memangkas salah satu sisi batu sampai menajam dan sisi lainnya dibiarkan apa adanyasebagai tempat menggenggam. Kapak genggam berfungsi menggali umbi, memotong, dan menguliti binatang.
B. Kapak Perimbas
Kapak perimbas berpungsi untuk merimbas kayu, memahat
tulang dan sebagai senjata.Manusia kebudayan Pacitan adalah jenis
Pithecanthropus.Alat ini juga ditemukan di Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi
(Jawa Barat), lahat, (Sumatra selatan), dan Goa Choukoutieen (Beijing).Alat ini
paling banyak ditemukan di daerah Pacitan, Jawa Tengah sehingga oleh Ralp Von
Koenigswald disebut kebudayan pacitan.
C. Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa
Salah satu alat peninggalan zaman paleolithikum yaitu
alat dari tulang binatang.Alat-alat dari tulang ini termasuk hasil kebudayaan
Ngandong.Kebanyakan alat dari tulang ini berupa alat penusuk (belati) dan ujung
tombak bergerigi.Fungsi dari alat ini adalah untuk mengorek ubi dan keladi dari
dalam tanah.Selain itu alat ini juga biasa digunakan sebagai alat untuk
menangkap ikan.
D. Flakes
Flakes
yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon, yang dapat digunakan
untuk mengupas makanan. Flakes termasuk hasil kebudayaan Ngandong sama seperti
alat-alat dari tulang binatang. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk
berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
2. Alat-alat yang digunakan pada zaman Mesolithikum
A. Pebble
(kapak genggam Sumatera = Sumateralith
Tahun
1925, Dr. P.V. Van Stein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang
tersebut dan hasilnyamenemukan kapak genggam.Kapak genggam yang ditemukan di
dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble/kapak genggam Sumatra
(Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu dipulau
Sumatra.Bahan-bahan untuk membuat kapak tersebut berasal batu kali yang dipecah-pecah.
B. Hachecour
t(kapak pendek)
Selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan hachecourt/kapak pendek.
Selain pebble yang diketemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan sejenis kapak tetapi bentuknya pendek (setengah lingkaran) yang disebut dengan hachecourt/kapak pendek.
C. Pipisan
Selain kapak-kapak yang ditemukan dalam bukit kerang, juga ditemukan
pipisan (batu-batu penggiling beserta landasannya).Batu pipisan selain
dipergunakan untuk menggiling makanan juga dipergunakan untuk menghaluskan cat
merah.Bahan cat merah berasal dari tanah merah.Cat merah diperkirakan digunakan
untuk keperluan religius dan untuk ilmu sihir.
3. ALAT-ALAT ZAMAN NEOLITHIKUM
Pada zaman neolithikum ini alat-alat
terbuat dari batu yang sudah dihaluskan.
A. Kapak Persegi
Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar
penampang lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. Kapak jenis ini ditemukan di daerahi Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
Asal-usul penyebaran kapak persegi melalui suatu migrasi bangsa Asia ke Indonesia. Nama kapak persegi diberikan oleh Van Heine Heldern atas dasar
penampang lintangnya yang berbentuk persegi panjang atau trapesium. Penampang kapak persegi tersedia dalam berbagai ukuran, ada yang besar dan kecil. Yang ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul. Sedangkan yang ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari calsedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran. Kapak jenis ini ditemukan di daerahi Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan.
B. Kapak Lonjong
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.
Sebagian besar kapak lonjong dibuat dari batu kali, dan warnanya kehitam-hitaman. Bentuk keseluruhan dari kapak tersebut adalah bulat telur dengan ujungnya yang lancip menjadi tempat tangkainya, sedangkan ujung lainnya diasah hingga tajam. Untuk itu bentuk keseluruhan permukaan kapak lonjong sudah diasah halus.Ukuran yang dimiliki kapak lonjong yang besar lazim disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut dengan Kleinbeil, sedangkan fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi. Daerah penyebaran kapak lonjong adalah Minahasa, Gerong, Seram, Leti, Tanimbar dan Irian. Dari Irian kapak lonjong tersebar meluas sampai di Kepulauan Melanesia, sehingga para arkeolog menyebutkan istilah lain dari kapak lonjong dengan sebutan Neolithikum Papua.
C. Kapak Bahu
Kapak jenis ini hampir sama seperti kapak
persegi, hanya saja di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher.
Sehingga menyerupai bentuk botol yang persegi.Daerah kebudayaan kapak bahu ini
meluas dari Jepang, Formosa, Filipina terus ke barat sampai sungai
Gangga.Tetapi anehnya batas selatannya adalah bagian tengah Malaysia Barat.
Dengan kata lain di sebelah Selatan batas ini tidak ditemukan kapak bahu, jadi
neolithikum Indonesia tidak mengenalnya, meskipun juga ada beberapa buah
ditemukan yaitu di Minahasa.
D. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah)
Jenis perhiasan ini banyak di temukan di
wilayah jawa terutama gelang-gelang dari batu indah dalam jumlah besar walaupun
banyak juga yang belum selesai pembuatannya. Bahan utama untuk membuat benda
ini di bor dengan gurdi kayu dan sebagai alat abrasi (pengikis) menggunakan
pasir.
Selain gelang ditemukan juga alat-alat
perhisasan lainnya seperti kalung yang dibuat dari batu indah pula.Untuk kalung
ini dipergunakan juga batu-batu yang dicat atau batu-batu akik.
E. Pakaian dari kulit kayu
Pada zaman ini mereka telah dapat membuat
pakaiannya dari kulit kayu yang sederhana yang telah di perhalus. Pekerjaan
membuat pakaian ini merupakan pekerjaan kaum perempuan.Pekerjaan tersebut
disertai pula berbagai larangan atau pantangan yang harus di taati.Sebagai
contoh di Kalimantan dan Sulawesi Selatan dan beberapa tempat lainnya ditemukan
alat pemukul kulit kayu.Hal ini menunjukkan bahwa orang-orang zaman neolithikum
sudah berpakaian.
F. Tembikar (Periuk belanga)
Bekas-bekas yang pertama ditemukan tentang
adanya barang-barang tembikar atau periuk belanga terdapat di lapisan teratas
dari bukit-bukit kerang di Sumatra, tetapi yang ditemukan hanya berupa
pecahan-pecahan yang sangat kecil. Walaupun bentuknya hanya berupa
pecahan-pecahan kecil tetapi sudah dihiasi gambar-gambar. Di Melolo, Sumbawa
banyak ditemukan periuk belanga yang ternyata berisi tulang belulang manusia.
4. Alat-alat yang digunakan pada zaman Megalithikum
A. Menhir
Menhir adalah bangunan yang berupa tugu batu yang
didirikan untuk upacara menghormati roh nenek moyang, sehingga bentuk menhir
ada yang berdiri tunggal dan ada yang berkelompok serta ada pula yang dibuat
bersama bangunan lain yaitu seperti punden berundak-undak. Lokasi tempat
ditemukannya menhir di Indonesia adalah Pasemah (Sumatera Selatan), Sulawesi
Tengah dan Kalimantan. Untuk mengetahui bentuk-bentuk menhir,maka simaklah
gambar di bawah ini.
Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang.Bangunan menhir yang dibuat oleh masyarakat prasejarah tidak berpedoman kepada satu bentuk saja karena bangunan menhir ditujukan untuk penghormatan terhadap roh nenek moyang. Selain menhir terdapat bangunan yang lain bentuknya, tetapi fungsinya sama yaitu sebagai punden berundak-undak.
B. Punden
Berundak-undak
Punden berundak-undak adalah bangunan dari batu yang
bertingkat-tingkat dan fungsinya sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek
moyang yang telah meninggal.
Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak dapat Anda amati gambar-gambar berikut ini
Bangunan tersebut dianggap sebagai bangunan yang suci, dan lokasi tempat penemuannya adalah Lebak Sibedug/Banten Selatan dan Lereng Bukit Hyang di Jawa Timur, sedangkan mengenai bentuk dari punden berundak dapat Anda amati gambar-gambar berikut ini
C. Dolmen
Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai
tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. Adakalanya di bawah dolmen
dipakai untuk meletakkan mayat, agar mayat tersebut tidak dapat dimakan oleh
binatang buas maka kaki mejanya diperbanyak sampai mayat tertutup rapat oleh
batu.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu.Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT.
Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/tempat menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau makam Cina.
Dengan demikian dolmen yang berfungsi sebagai tempat menyimpan mayat disebut dengan kuburan batu.Lokasi penemuan dolmen antara lain Cupari Kuningan / Jawa Barat, Bondowoso / Jawa Timur, Merawan, Jember / Jatim, Pasemah / Sumatera, dan NTT.
Bagi masyarakat Jawa Timur, dolmen yang di bawahnya digunakan sebagai kuburan/tempat menyimpan mayat lebih dikenal dengan sebutan Pandhusa atau makam Cina.
D. Sarkofagus
Sarkofagus adalah keranda batu atau peti mayat yang
terbuat dari batu. Bentuknya menyerupai lesung dari batu utuh yang diberi
tutup.Dari Sarkofagus yang ditemukan umumnya di dalamnya terdapat mayat dan
bekal kubur berupa periuk, kapak persegi, perhiasan dan benda-benda dari
perunggu serta besi.
Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali.Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal
Daerah tempat ditemukannya sarkofagus adalah Bali.Menurut masyarakat Bali Sarkofagus memiliki kekuatan magis/gaib. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa sarkofagus dikenal
masyarakat
Bali sejak zaman logam.
E. Peti kubur
Peti
kubur adalah peti mayat yang terbuat dari batu-batu besar. Kubur batu dibuat
dari lempengan/papan batu yang disusun persegi empat berbentuk peti mayat yang
dilengkapi dengan alas dan bidang atasnya juga berasal dari papan batu.
Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur).Di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik.Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya.
Daerah penemuan peti kubur adalah Cepari Kuningan, Cirebon (Jawa Barat), Wonosari (Yogyakarta) dan Cepu (Jawa Timur).Di dalam kubur batu tersebut juga ditemukan rangka manusia yang sudah rusak, alat-alat perunggu dan besi serta manik-manik.Dari penjelasan tentang peti kubur, tentu Anda dapat mengetahui persamaan antara peti kubur dengan sarkofagus, dimana keduanya merupakan tempat menyimpan mayat yang disertai bekal kuburnya.
F. Arca batu
Arca/patung-patung dari batu yang berbentuk binatang
atau manusia. Bentuk binatang yang digambarkan adalah gajah, kerbau, harimau
dan moyet.Sedangkan bentuk arca manusia yang ditemukan bersifat
dinamis.Maksudnya, wujudnya manusia dengan penampilan yang dinamis seperti arca
batu gajah.
Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu.Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur
Arca batu gajah adalah patung besar dengan gambaran seseorang yang sedang menunggang binatang yang diburu.Arca tersebut ditemukan di daerah Pasemah (Sumatera Selatan). Daerah-daerah lain sebagai tempat penemuan arca batu antara lain Lampung, Jawa Tengah dan Jawa Timur
G. Waruga
Waruga adalah peti kubur peninggalan budaya Minahasa
pada zaman megalitikum. Didalam peti pubur batu ini akan ditemukan berbagai
macam jenis benda antara lain berupa tulang- tulang manusia, gigi manuisa,
periuk tanah liat, benda- benda logam, pedang, tombak, manik- manik, gelang
perunggu, piring dan lain- lain. Dari jumlah gigi yang pernah ditemukan didalam
waruga, diduga peti kubur ini adalah merupakan wadah kubur untuk beberapa
individu juga atau waruga bisa juga dijadikan kubur keluarga (common tombs)
atau kubur komunal. Benda- benda periuk, perunggu, piring, manik- manik serta
benda lain sengaja disertakan sebagai bekal kubur bagi orang yang akan
meninggal.
ZAMAN LOGAM
1. Zaman
Tembaga
Pada zaman tembaga ini, manusia menggunakan tembaga sebagai bahan dasar alat-alat yang digunakan. Akan tetapi, alat-alat dari tembaga tidak tersebar secara luas. Dengan kata lain, zaman ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak mengalami zaman tembaga, sehingga zaman neolithikum langsung disusul oleh masuknya zaman perunggu.
Pada zaman tembaga ini, manusia menggunakan tembaga sebagai bahan dasar alat-alat yang digunakan. Akan tetapi, alat-alat dari tembaga tidak tersebar secara luas. Dengan kata lain, zaman ini hanya dikenal di beberapa bagian dunia saja. Asia Tenggara, termasuk Indonesia, tidak mengalami zaman tembaga, sehingga zaman neolithikum langsung disusul oleh masuknya zaman perunggu.
2. Zaman
perunggu
Pada zaman perunggu ini, manusia telah menemukan logam campuran yang lebih keras dari tembaga. Campuran antara tembaga dan timah putih ini disebut perunggu. Logam campuran ini dibentuk menjadi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan.
Pada zaman perunggu ini, manusia telah menemukan logam campuran yang lebih keras dari tembaga. Campuran antara tembaga dan timah putih ini disebut perunggu. Logam campuran ini dibentuk menjadi peralatan yang sesuai dengan kebutuhan.
A. Arca Perunggu
Arca perunggu / patung yang berkembang
pada zaman logam memiliki bentuk beranekaragaman yang berbentuk manusia,ada
juga yang berbentuk binatang.Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil
dan dilengkapi cincin pada bagian atasnya.Adapun fungsi dari cincin tersebut
sebagai alat untuk menggantungkan arca itu sehingga tidak mustahil,arca
perunggu yang kecil dipergunakan sebagai liontin/bandul kalung.Daerah penemuan
arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau).Palembang (Sumsel),dan
Limbangan (Bogor).
B. Kapak Corong
(Kapak Perunggu)
Kapak corong dapat ditemukan di Sumatera
Selatan,Jawa,Balio,Sulawesi dan kepulauan Selayardan Irian.Kegunaannya sebagai
alat perkakas.
C. Nekara Perunggu (Moko)
Nekara Perunggu berbentuk seperti
dandang.Banyak ditemukan di daerah:Sumatera.Jawa Bali,Sumbawa,Roti,Leti,Selayar
dan Kepulauan Kei.
Fungsi: Untuk acara keagamaan,sebagai
maskawin,sebagai sarana upacara minta hujan (biasanya di atas nekara diberi
hiasan katak,menurut kepercayaan katak dianggap sebagai binatang yang dapat
mendatangkan hujan).
D. Bejana Perunggu
Bejana Perunggu,bentukya seperti gitar
Spanyol tetapi tanpa tangkai.Hanya ditemukan di Madura dan Sumatera.Bejana
Perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan
Madura,bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan gepeng.Kedua bejana yang
ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat indah berupa gambar-gambar
geometrid an pilin-pilin yang mirip huruf J.Bejana Perunggu dari Kerinci tidak
diketahui secara pasti,kemungkinan disebabkan penemuan bejana yang terbaas
makam mempersulit penyelidikan tentang
fungsi bejana dalam kehidupan masyarakat prasejarah.
E. Perhiasan
Perunggu
Perhiasan
perunggu,antara lain berbentuk gelang,kalung,anting-anting dan cincin.Pada
umumnya,barang-barang perhiasan tersebut tidak diberi hiasan ukiran.Peninggalan
ini banyak ditemukan,antara lain di Anyer (Banten).Plawangan dekat Rembang
(Jawa Tengah) Gilimanuk (Bali),dan Malelo (Sumba).
F. Candrasa
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu Candrasa tidak berfungsi sebagai alat pertanian/pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tanda kebesaran kepala suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan.
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu Candrasa tidak berfungsi sebagai alat pertanian/pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tanda kebesaran kepala suku dan alat upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan.
G. Zaman Besi
Pada zaman ini orang sudah dapat
melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik
peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggusebab melebur besi membutuhkan panas yang
sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.. Zaman besi juga banyak menghasilkan
benda-benda peralatan hidup dan senjata, seperti: tombak, mata panah, sabit,mata pisau,kapak,pedang dan mata bajak.
Benda peninggalan zaman besi tidak banyak ditemukan karena sifatnya yang mudah
berkarat.
Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung
Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur).
1) Mata Tombak
Mata tombak ternyata diciptakan jauh lebih lama
daripada yang diduga.Alat tersebut diciptakan sejak zaman Homo
heidelbergensis atau sekitar 500.000 tahun lalu, 200.000 tahun lebih tua
dari dugaan.Riset mengungkap, mata tombak dikembangkan untuk mengefektifkan
fungsi tombak dalam membunuh.Spesies manusia Neanderthals dan Homo
sapiens memiliki keahlian membuat mata tombak pada zaman berikutnya karena
kemampuan yang diturunkan dari Homo heidelbergensis.
Dari bentuk, patahan dan pola kerusakan yang ada pada
artefak mata tombak, peneliti yakin bahwa mata tombak itu berasal dari masa
500.000 tahun lalu.Di masa lalu, artefak itu digunakan untuk membunuh antelop.
2) Mata Panah
Mata Panah. Memiliki fungsi ekonomi: antara lain
sebagai alat untuk menangkap ikan. Terbuat dari batu serpih, tulang, dan
kemunginan besar juga kayu yang diruncing bagian ujungnya dan dibuat bergerigi
pada bagian pinggirnya.Jadi memiliki bentuk yang berbeda dengan mata panah
untuk berburu.Banyak ditemukan di dalam gu-gua yang ada di daerah patai atau
sungi.
3) Sabit
Mata
Sabit, digunakan untuk menyabit tumbuh-tumbuhan
4) Mata Pisau
Pisau ialah alat yang digunakan untuk memotong sebuah
benda.Pisau terdiri dari dua bagian utama, yaitu bilah pisau dan gagang atau
pegangan pisau.Bilah pisau terbuat dari logam pipih yang tepinya dibuat tajam; tepi yang
tajam ini disebut mata pisau.Pegangan pisau umumnya berbentuk
memanjang agar dapat digenggam dengan tangan.
Bentuk umum pisau mirip dengan pedang, bedanya adalah bahwa
bilah pedang lebih panjang daripada bilah pisau
Bila pisau terlalu kecil
untuk memotong sesuatu, gergaji atau kapak mungkin
diperlukan.
5) Kapak
Kapak (atau kadang disebut dengan kampak)
adalah sebuah alat yang biasanya terbuat dari logam, bermata yang diikat
pada sebuah tangkai, biasanya dari kayu. Kapak adalah salah
satu alat manusia yang sudah sangat tua usianya, sama umurnya dengan
saat manusia pertama kali membuat alat dari batu dan kayu.
Zaman dahulu kapak dibuat dari batu pada zaman batu
dan pada zaman besi lalu dibuat dari besi.Kapak sangat berguna
dan penggunaannya cukup luas dimulai dari sebagai perkakas pemotong kayu sampai
sebagai senjata perang.
6) Pedang
Pedang adalah sejenis senjata tajam yang memiliki bilah
panjang.Pedang dapat memiliki dua sisi tajam atau hanya satu sisi tajam saja.Di
beberapa kebudayaan jika dibandingkan senjata lainnya pedang biasanya memiliki
prestise lebih atau paling tinggi.
Bilah pedang biasanya dibuat dari logam keras seperti besi atau
baja.Meski begitu terdapat pedang dari emas yang digunakan sebagai hiasan
saja.Untuk latihan biasanya pedang kayu yang digunakan, meski pedang dari kayu
keras masih berbahaya.Senjata serupa pedang dan tombak yang menggunakan bilah
obsidian digunakan oleh suku-suku asli amerika tengah dan selatan yang pada
saat kolonisasi Eropa belum mengenal logam.
7) Mata Bajak
Pada
intinya, mata bajak singkal berupa baji tiga sisi, dengan tamping dan bidang
mendatar sisi pemotong kejen sebagai sisi datarnya, sedangkan bagian atas kejen
dan singkal berkedudukan sebagai sisi lengkungnya.Fungsi utama mata bajak tersebut
adalah untuk memotong tanah, meremukkan, serta membaliknya untuk menutupi
sampahan.Ukuran mata singkal ialah lebar pemotongan alur terancangnya.
No comments:
Post a Comment