Tari Tradisional Sumatra Selatan
Tari Gending
Sriwijaya
Gending Sriwijaya merupakan lagu daerah dan juga
tarian yang cukup populer dari kota Palembang Sumatera Selatan. Lagu Gending
Sriwijaya ini dibawakan untuk mengiringi tari Gending Sriwijaya. Baik lagu
maupun tarian ini menggambarkan keluhuran budaya, kejayaan, dan keagungan
kemaharajaan Sriwijaya yang pernah berjaya mempersatukan wilayah Barat
Nusantara Lirik lagu ini juga menggambarkan kerinduan seseorang akan zaman di
mana pada saat itu Sriwijaya pernah menjadi pusat studi agama Buddha di dunia.
Tari Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan ini
dibawakan untuk menyambut tamu-tamu agung. Biasanya tarian ini dibawakan oleh
sebanyak 13 orang penari, yang terdiri dari 9 orang penari inti dan 4 orang
pendamping dan penyanyi :
- Satu orang penari utama pembawa tepak (tepak, kapur, sirih),
- Dua orang penari pembawa peridon (perlengkapan tepak),
- Enam orang penari pendamping (tiga dikanan dan tiga kiri),
- Satu orang pembawa payung kebesaran (dibawa oleh pria),
- Satu orang penyanyi Gending Sriwijaya,
- Dua orang pembawa tombak (pria).
Tari
Tanggai
Tari Tanggai merupakan tarian tradisional
dari Sumatera Selatan yang juga dipersembahkan untuk menyambut tamu kehormatan.
Berbeda dengan tari Gending Sriwijaya, Tari Tanggai dibawakan oleh lima orang
dengan memakai pakaian khas daerah seperti kain songket, dodot, pending,
kalung, sanggul malang, kembang urat atau rampai, tajuk cempako, kembang
goyang, dan tanggai yang berbentuk kuku terbuat dari lempengan tembaga.
Tari ini merupakan perpaduan antara gerak
yang gemulai dengan busana khas daerah. Tarian ini menggambarkan masyarakat
Palembang yang ramah dan menghormati, menghargai serta menyayangi tamu yang
berkunjung ke daerahnya.
Tari Tradisional Sumatra Selatan
Tari
Mejeng Basuko
Tarian mejeng basuko adalah tarian khas muda mudi
Sumatera Selatan (Sumsel). Tarian ini menggambarkan muda mudi yang berkumpul
dan bersenda gurau untuk menarik hati lawan jenisnya. Tak jarang ada yang
sampai jatuh hati dan mendapatkan jodoh dari pertemuan tersebut.
Tari
Rodat Cempako
Tarian Rodat Cempako adalah tarian khas masyarakat Sumsel
yang dipengaruhi oleh gerakan dari Timur Tengah. Tarian Rodat Cempako ini
merupakan tarian masyarakat Sumsel yang bernafaskan Islam.Tari Rodat Cempako
merupakan salah satu tarian yang berasal dari Sumatera Selatan. Tari ini
merupakan tari rakyat bernafaskan Islam. Tari Rodat Cempako sangat dinamis dan
lincah, di mana gerak dasar tari ini diambil dari Timur Tengah. Tarian ini
ditarikan dengan “Leyek” (menari sambil duduk), lo!
Keunikan dari tarian ini adalah diiring dengan syair lagu
dan alat musik rebana yang dinyanyikan bersama-sama. Oh ya, rupanya Tari Rodat
Cempako tergabung dalam Persatuan Syaropal Anam, di mana tarian ini dilakukan
juga sebagai arakan pengantin dan kegiatan beragamakan Islam lainnya.
Selain itu, kini tarian ini tidak hanya dimainkan oleh
para kaum laki-laki saja, melainkan tak jarang kita melihat banyak kaum
perempuan yang melakukan Tari Rodat Cempako.
Tarian Tradisional Bandar Lampung
1. Tarian Sembah
Tarian Sembah adalah Tarian
Tradisional yang di khususkan untuk penyambutan tamu penting. Tarian ini
menggambarkan tentang kegembiraan, tarian ini diperagakan atraksi petaburan
beras kunyit yang melambangkan doa permohonan keselamatan dan kegembiraan
tamu.Selain Tari penyambutan tamu, biasanya tarian sembah dipentaskan pada
acara nikahan, khitanan, seni budaya. Busana yang dipakai menggunakan baju adat
lampung.
2. Tarian Cangget
Tarian Cangget merupakan Tarian yang
menggambarkan pergaulan yang dilakukan oleh muda mudi untuk mencari jodoh.
Waktu Tari Cangget ditarikan biasanya para orang tua memperhatikan dan menilai
gerak-gerik mereka dalam membawakan tarian ini. Kegiatan seperti ini oleh
masyarakat Lampung disebut dengan nindai. Tujuannya pun tidak hanya sekedar
melihat gerak-gerik pemuda atau pemudi saat sedang menarikan Tari Cangget,
melaiinkan juga untuk melihat kehalusan budi, ketangkasan dan keindahan ketika
mereka berdandan dan mengenakan pakaian adat Lampung.
Tarian Tradisional Bandar Lampung
Tarian Bedana
Tarian Bedana merupakan tarian muda
mudi yang dilakukan atas kegembiraan yang dipentaskan di daerah lampung. Tari
bedana yang diyakini bernapaskan agama Islam merupakan tari tradisional,
mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung yang ramah dan terbuka sebagai
simbol persahabatan dan pergaulan
Tari Melinting
Tari Melinting merupakan Tarian yang menjadi aset
Bandar Lampung sejak dahulu kala yang merupakan peninggalan dari Ratu
Melinting. Keagungan Ratu Melinting yang tersohor pada jaman itu. Dimana para
penarinya hanya sebatas putera dan puteri Ratu Melinting yang di pentaskan di
Balai Adat. Pada waktu dulu Tarian Melinting hanya dilakukan dilingkungan
keraton atau keluarga, sekarang tarian ini dilakukan secara umum dan biasanya
untuk penyambutan tamu.
Tarian Tradisional Bandar Lampung
Tari Merak
Tari
Merak banyak dipentaskan di seluruh Indonesia bahkan ada beberapa provinsi juga
memiliki Tari Merak. Begitu juga dengan lampung memiliki tarian merak yang
berfungsi untuk penyambutan gelar. sebuah tari yang mengisahkan
kehidupan burung merak yang serba indah . Tarian ini melambangkan keluhuran
budi dan susila rakyat Lampung
Itulah
Tari Tradisional Bandar Lampung yang indah, dengan begini kita akan lebih
mengenal salah satu provinsi yang ada di Pulau Sumatera. Semoga informasi
diatas bisa membantu kita lebih memahami bahwa kekayaan budaya Indonesia sangat
banyak.
Tari Melinting
Tari Melinting merupakan Tarian yang menjadi aset
Bandar Lampung sejak dahulu kala yang merupakan peninggalan dari Ratu
Melinting. Keagungan Ratu Melinting yang tersohor pada jaman itu. Dimana para
penarinya hanya sebatas putera dan puteri Ratu Melinting yang di pentaskan di
Balai Adat. Pada waktu dulu Tarian Melinting hanya dilakukan dilingkungan
keraton atau keluarga, sekarang tarian ini dilakukan secara umum dan biasanya
untuk penyambutan tamu.
Tarian Tradisional dari Bali
Tari
Tradisional Bali - Tari Cendrawasih
Seperti
halnya tari merak dari Jawa
Barat, tari Cendrawasih Bali
menggambarkan keindahan burung Cendrawasih yang bertebangan di angkasa. Tari Cendrawasih
ditarikan oleh 2 orang wanita dewasa. Satu memerankan burung Cendrawasih jantan
dan satunya lagi cendrawasih betina
Burung
Cendrawasih yang dikenal sebagai Manuk Dewata di Bali memang memiliki karakter
yang meliuk-liuk seperti sedang menari dan juga menyanyi ketika menjelang
perkawinan. Hal ini digambarkan dalam tarian tradisional Bali ini. Tari
Cendrawasih adalah hasil karya oleh I Gde Manik dan pertama kali
ditampilkan di subdistrik Sawan di Kabupaten Buleleng pada 1920an. Tapi tari Cendrawasih
yang sering dipertunjukan pada masa kini adalah hasil olahan koreografi oleh N.
L. N. Swasthi Wijaya Bandem, yang diaransemenkan pada penampilan pertamanya
pada 1988.
Tari
Tradisional Bali - Tari Trunajaya
Tari
Trunajaya adalah tari tradisional Bali yang menggambarkan gerakan-gerakan
seorang pemuda (Taruna) Bali yang sedang meninjak usia dewasa, penuh emosi
serta berulah untuk memikat hati seorang wanita. Tari Trunajaya termasuk tari
putra dengan gerakan yang keras yang biasanya ditarikan oleh seorang penari
putri. Tari ini semula ciptaan Pan Wandres dalam bentuk kebyar Legong dan
kemudian disempurnakan oleh I Gde Manik. Kreasi tarian Trunajaya ini diciptakan
untuk sebuah tari hiburan yang bisa dinikmati saat-saat perayaan tertentu.
Tarian Tradisional dari Bali
Tari
Tradisional Bali - Tari Barong
Tari
Barong adalah tarian tradisional Bali yang cukup terkenal. Tari Barong ini
merupakan warisan kebudayaan sebelum munculnya agama Hindu di tanah dewata.
Tarian Tradisional Bali ini ditarikan oleh 2 orang laki-laki, satu bagian
kepala dan satunya lagi dibagian ekor, sehingga kelihatanya seperti binatang
berkaki empat.
Kata
barong sendiri berasal dari kata bahruang yang berarti juga beruang,
sehingga penampilan badannya besar seperti binatang beruang. Ada bermacam-macam
barong seperti barong macan, barong bangkal, barong gajah, barong asu,
barong landung, barong blasblasan, barong ket (keket). Tari Barong yang sering
ditampilkan pada saat ini adalah barong ket, jenis tari barong ini memiliki kostum
dan gerak tari yang lengkap, bentuknya merupakan perpaduan antara
binatang singa, macan, sapi atau boma. Badan Barong ini dihiasi dengan
ukiran-ukiran dibuat dari kulit, dengan potongan kaca cermin yang berkilauan
dan bulunya dibuat dari serat daun perasok , ijuk atau ada pula dari bulu
burung gagak, topeng muka barong dibuat dari kayu dengan sumber tempat yang
angker dan keramat.
Tari
Barong dipentaskan menggambarkan pertarungan yang sengit antara kebajikan yang
disimbolkan denan barong dengan kebatilan yaitu rangda, dan dipentaskan dengan
penuh sajian humor.
Tari
Tradisional Bali - Tari Legong
Tari
Legong adalah merupakan tari klasik Bali yang pada awal mulanya merupakan
tarian kraton yang hanya dipertunjukan di lingkungan keraton pada masa kerajaan
Bali. Dari asal katanya legong berasal dari kata “leg” yang artinya luwes dan
elastis, dihubungkan dengan tarian berarti gerakan yang lemah gemulai, kemudian
“gong” yang artinya gamelan, sehingga legong berarti tarian yang terikat dengan
gamelan yang mengiringinya. Gamelan yang mengiringinya di kenal dengan nama Semar
Pegulingan. Ciri khas lainnya penarinya memakai kipas, kecuali penari
dengan tokoh Condong.
Tari
Legong ditarikan oleh 2-3 orang penari
yang menghadirkan tokoh “Condong”, sebagai pembuka tarian ini, tapi adakalanya
tari legong ini tidak menghadirkan tokoh tersebut, tergantung jumlah penarinya.
Dikenal
beberapa macam tari Legong di Bali yang berkembang seiring waktu Legong Lasem
(Kraton), Legong Jobog, Legong Legod Bawa, Legong Kuntul, Legong Smaradahana
dan Legong Sudarsana.
Tarian Tradisional dari Bali
Tari
Tradisional Bali - Tari Kecak
Siapa
sih yang belum pernah melihat tari Kecak? walaupun mungkin belum pernah melihat
tarian ini secara utuh, tapi pasti pernah tahu dong cuplikan tari kecak yang
kerap muncul di iklan/media televisi?.
Tari
Kecak adalah pertunjukan tarian seni khas Bali yang lebih utama menceritakan
mengenai Ramayana dan dimainkan terutama oleh laki-laki. Tarian ini
dipertunjukkan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang duduk
berbaris melingkar dan dengan irama tertentu menyerukan "cak" dan
mengangkat kedua lengan, menggambarkan kisah Ramayana saat barisan kera
membantu Rama melawan Rahwana.
Para
penari yang duduk melingkar tersebut mengenakan kain kotak-kotak seperti papan
catur melingkari pinggang mereka. Selain para penari itu, ada pula para penari
lain yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana seperti Rama, Shinta, Rahwana,
Hanoman, dan Sugriwa.
Tari
Kecak adalah hasil karya Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis Jerman Walter
Spies pada tahun 1930an.
Tari
Tradisional Bali - Tari Pendet
Tari
Pendet pada awalnya merupakan tari
pemujaan yang banyak diperagakan di pura, tempat ibadat umat Hindu di Bali,
Indonesia. Tarian ini melambangkan penyambutan atas turunnya dewata ke alam
dunia.
Namun
seiring perkembangan zaman, para seniman Bali mengubah Tari Pendet menjadi
"ucapan selamat datang". Pencipta/koreografer bentuk modern tari ini
adalah I Wayan Rindi.
Tidak
seperti halnya tarian-tarian pertunjukkan yang memerlukan pelatihan intensif,
Pendet dapat ditarikan oleh semua orang, pemangkus pria dan wanita,
dewasa maupun gadis.
Tarian Tradisional dari Bali
Tari
Tradisional Bali - Tari Baris
Tari
Baris merupakan tarian ritual tradisional Bali. Tarian yang menunjukkan
keberanian para ksatria Bali dan merepresentasikan para pejuang yang bertempur
bagi raja Bali. Tarian ini biasanya dilakukan oleh 8 sampai 40 pria yang
mengenakan pakaian tradisional para pejuang lengkap dengan ornamen pada kepala,
dada dan punggung. Kostum yang dipergunakan berbeda di setiap kabupaten
karena semua kabupaten di Bali memiliki Tari Baris Khas masing-masing.
Mula-mula
gerakan penari Baris sangat hati-hati, seperti seseorang yang mencari musuhnya
di daerah yang belum ia kenal. Saat ia sampai di tengah panggung, ia mulai
berjinjit, dan dengan cepat berputar diatas satu kaki dan wajahnya menunjukkan
wajah seorang pejuang yang tengah berada di medan perang.
Tari baris adalah tarian keramat yang dipertunjukan tidak hanya untuk upacara kremasi tapi juga saat upacara peringatan Pura dan upacara suci lainya karena dipercaya saat upacara tersebut para dewa dewi dan leluhur turun ke dunia untuk memberi berkat. Jadi tarian ini dipersembahkan untuk mereka sebagai pertunjukan dan juga rasa syukur.
Tari baris adalah tarian keramat yang dipertunjukan tidak hanya untuk upacara kremasi tapi juga saat upacara peringatan Pura dan upacara suci lainya karena dipercaya saat upacara tersebut para dewa dewi dan leluhur turun ke dunia untuk memberi berkat. Jadi tarian ini dipersembahkan untuk mereka sebagai pertunjukan dan juga rasa syukur.
Tari
Tradisional Bali - Tari Panji Semirang
Tari
Panji Semirang merupakan sebuah tarian yang diciptakan oleh I Nyoman Kaler pada
tahun 1942. Tarian ini menceritakan tentang seorang putri raja bernama Galuh
Candrakirana yang pergi mengembara dengan menyamar menjadi laki-laki bernama
Raden Panji. Pengembaraan ini dilakukan setelah putri tersebut kehilangan
suaminya. Namun, dalam Babad Bali tarian ini menggambarkan putri bernama Galuh
Candrakirana yang melakukan pengembaraan untuk mencari kekasihnya yang bernama
Raden Panji Inu Kertapati, dengan menyamar sebagai laki-laki. Tarian ini
ditarikan oleh perempuan dengan penampilan seperti laki-laki, dan tentu saja
tidak memiliki gerakan perempuan sama sekali dalam tarian ini
Tarian Tradisional dari Bali
Tari
Tradisional Bali - Tari Puspanjali
Tari
Puspanjali merupakan sebuah tarian penyambutan yang ditarikan oleh sekelompok
penari putri dengan jumlah penari antara 5-7 orang. Tari Puspanjalai
menampilkan gerak-gerak lembut lemah gemulai yang dipadukan dengan gerak-gerak
ritmis yang dinamis, tarian ini banyak mengambil inspirasi dari tarian-tarian
upacara Rejang, dan menggambarkan sejumlah wanita yang dengan penuh rasa hormat
menyongsong kedatangan para tamu yang datang ke pulau mereka.
Puspanjali
diambil dari kata puspa yang berarti bunga dan anjali yang
berarti menghormat / penghormatan. Tari ini diciptakan oleh N.L.N. Swasthi
Wijaya (penata tari) dan I Nyoman Windha (penata tabuh pengiring) pada tahun
1989.
Tari
Tradisional Bali - Tari Margapati
Tari
Margapati merupakan tari tradisional Bali yang diciptakan oleh Nyoman Kaler
pada tahun 1942. Kata Margapati berasal dari kata Marga yang berarti Jalan dan
Pati yang berarti kematian. Tarian Margapati ini menggambarkan kesalahan
perjalanan kehidupan bagi seseorang perempuan, karena tarian ini lebih banyak
gerakan seorang laki-laki tapi ditarikan oleh wanita.
Tari
Margapati memang ditarikan oleh seorang wanita. Tarian ini banyak ditampilkan
pada acara-acara selamatan seperti acara ulang tahun perusahaan.
Tarian Tradisional dari Bali
Tari Tradisional
Bali - Tari Wirayudha
Tari
Wirayudha merupakan tari perang yang ditarikan oleh antara 2 sampai 4 pasang
penari pria bersenjatakan tombak. Tari ini menggambarkan sekelompok prajurit Bali
Dwipa yang sedang bersiap-siap untuk maju ke medan perang. Para penari
mengenakan hiasan kepala berbentuk udeng-udengan, tarian yang merupakan
produksi Sanggar Tari Bali Waturenggong ini adalah ciptaan I Wayan Dibia pada
tahun 1979.
Tari
Tradisional Bali - Tari Gopala
Tari
Gopala merupakan tari tradisi Bali yang menggambarkan tingkah laku sekelompok
penggamba sapi di suatu ladang / tempat penggembalaan. Gopala diambil dari kata
kawi yang berarti penggembala sapi.
Tari
Gopala ini ditarikan oleh 4 sampai 8 orang penari putra. Tarian ini adalah
ciptaan bersama antara I Nyoman Suarsa (penata tari) dan I Ketut Gede Asnawa
(sebagai penata iringan) dengan gerakan tari yang humoris dengan
materi gerak yang merupakan perpaduan antara gerak-gerik tari Bali yang sudah
ada yang telah dikembangkan dengan gerak-gerak baru.
Tarian Tradisional dari Bali
Tari
Tradisional Bali - Tari Topeng
Topeng
telah ada di dunia sejak jaman prasejarah. Aksesoris yang digunakan dimuka ini
dipergunakan pula pada sebuah tarian yang dikenal dengan nama tari topeng.
Topeng yang digunakan bisa menggambarkan banyak karakter, baik karakter orang
pada masa kini maupun tokoh - tokoh fiktif atau orang jaman dahulu. Indonesia
memiliki beberapa tari topeng, antara lain topeng cirebon dari Jawa Barat,
Topeng Malang, Topeng Reog, Topeng Ireng dan Topeng Bali.
Keberadaan
topeng dalam masyarakat Bali berkaitan erat dengan upacara keagamaan Hindu,
karena kesenian luluh dalam agama dan masyarakat. Tari Topeng Bali adalah
sebuah tradisi yang kental dengan nuansa ritual magis, umumnya yang ditampilkan
di tengah masyarakat adalah seni yang disakralkan. Tuah dari topeng yang
merepresentasikan dewa-dewa dipercaya mampu menganugrahkan ketenteraman dan
keselamatan.
Tari
Tradisional Bali - Tari Condong
Tari
condong adalah tari tradisional yang berasal dari istana di Bali pada
pertengahan abad ke-19. Penciptanya tidak diketahui, akan tetapi kepercayaan
masyarakat yang berkembang mengacu bahwa ada pangeran dari Sukawati sakit parah
mendapat penglihatan dua gadis cantik menari dengan anggun ditemani musik gamelan.
Setelah pengeran tersebut sehat kembali, pangeran ini mereka ulang tarian yang
dia pernah lihat. Tarian ini awalnya menceritakan kisah dua bidadari bernama
Supraba dan Wilotama. Semenjak dekade 1930-an, cerita diubah menjadi seorang
raja atau ratu.
Tari
Condong umumnya digunakan sebagai pendahuluan dari tari legong, tarian ini
dibawakan dengan diiringi oleh gamelan pangulingan.
Tarian Tradisional dari Bali
Tari
Tradisional Bali - Tari Janger
Tari
Janger adalah tari pergaulan anak remaja Bali, yang diciptakan pada tahun
1930 an. Ditarikan oleh 10 hingga 16 orang penari secara berpasangan, yaitu
kelompok putri yang dinamakan janger dan kelompok putra yang dinamakan
kecak. Mereka menari sambil menyanyikan Lagu Janger secara bersahut-sahutan.
Awal
mula munculnya tari janger ini berawal dari nyanyian bersaut-sautan dari
orang-orang yang memetik kopi,dimana untuk menghapuskan kelelahannya meraka
menyanyi bersaut-sautan antara kelompok perempuan dari bentuk yang sangat
sederhana ini kemudian berkembang dan menjadilah Tari janger. Lirik
lagunya diadaptasikan dari nyanyian Sanghyang, sebuah tarian
ritual. Jika dikategorikan dalam Tari Bali, Janger termasuk Tari
Balih-balihan, tarian yang memeriahkan upacara maupun untuk hiburan.
Tari Tradisional
Bali - Tari Gopala
Tari
Gopala merupakan tari tradisi Bali yang menggambarkan tingkah laku sekelompok
penggamba sapi di suatu ladang / tempat penggembalaan. Gopala diambil dari kata
kawi yang berarti penggembala sapi.
Tari
Gopala ini ditarikan oleh 4 sampai 8 orang penari putra. Tarian ini adalah
ciptaan bersama antara I Nyoman Suarsa (penata tari) dan I Ketut Gede Asnawa
(sebagai penata iringan) dengan gerakan tari yang humoris dengan
materi gerak yang merupakan perpaduan antara gerak-gerik tari Bali yang sudah
ada yang telah dikembangkan dengan gerak-gerak baru.
Tarian Tradisional Jawa Timur
Tari Reog Ponorogo
Tari yang pernah di klaim oleh
negara sebelah ini sangat identik dengan masyarakat ponorogo. Tari Reog
Ponorogo merupakan tarian yang sangat menguras tenaga karena harus mengangkat
sebuah reog yang sangat berat, bila orang biasa tidak akan mampu mengangkatnya
harus penari yang profesional dalam tarian ini. Terciptanya Tarian Reog
Ponorogo memiliki cerita yang historis berkisar tentang perjalanan Prabu
Kelana Sewandana mencari gadis pujaannya, ditemani prajurit berkuda dan
patihnya yang setia, Bujangganong.
Ketika pilihan sang prabu jatuh pada putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Maka terciptalah reog ponorogo.
Ketika pilihan sang prabu jatuh pada putri Kediri, Dewi Sanggalangit, sang dewi memberi syarat bahwa ia akan menerima cintanya apabila sang prabu bersedia menciptakan sebuah kesenian baru. Maka terciptalah reog ponorogo.
Ada 5 komponen penari dalam tari
Reog Ponorogo, yaitu:
1. Prabu Kelono Sewandono
2. Patih Bujangganong
3. Jathil
4. Warok
5. Pembarong
1. Prabu Kelono Sewandono
2. Patih Bujangganong
3. Jathil
4. Warok
5. Pembarong
Tari Gandrung Banyuwangi
Tari Gandung ini berasal dari
banyuwangi yang menampilkan seorang penari atau dua orang bahkan untuk event
besar bisa menampilkan banyak penari seperti terlihat dari gambar diatas. Tari
ini dipentaskan ditempat terbuka dan di tonton oleh banyak masyarakat dengan
keunikan setiap penari membawa kipas dan bila kipasnya di sentuhkan kepada
penonton maka penonton tersebut di ajak menari. Keindahan tari ini membuat sang
penari terlihat gemulai dan banyak orang akan senang melihatnya
Tarian Tradisional Jawa Timur
Tari Wayang Topeng
Tari ini sekarang masih hidup di
daerah malang, keunikan tari wayang ini terlihat dari topengnya dan gerakan
tari yang di bawakan oleh sang penari, didaerah jawa timur tari wayang juga
berkembang di daerah lain seperti di madura dengan sebutan topeng dalang dengan
cerita mahabarata. Didaerah Situbondo tepatnya di Kraksaan dan Panarukan
dikenal dengan nama wayang Kerteh, nama ini disesuaikan dengan nama dalang
wayang topeng sekitar tahun 1930 yaitu Kartosuwignyo. Topeng Malangan
memakai celana atau lakon Panji ceritanya antara lain, Sayembara
Sedolanang, Umbul-umbul Majapura, Baderbang Sisik Kencana, Panji Laras,
Walangwati-walang Semirang, Patah Kundonowa Rongso, Adege Kediri, Jenggala
Mbangun Candi, dan masih banyak lagi
Tari Jaranan Buto
Tari yang di fungsikan untuk
mengiringi acara kitanan di daerah Blitar dan banyuwangi jawa timur ini
patut disimak karena ada karakter buto yang membuat orang berduyun duyun
melihat tarian unik ini. Alat yang digunakan untuk melakukan tarian ini adalah
berupa jaran atau kuda lumping dengan model buto.
Tarian Tradisional Jawa Timur
Tari Kuda Lumping
Tari Kuda Lumping
Tarian ini hampir mirip dengan
tarian jaranan buto tetapi dilakukan oleh banyak orang dan merupakan ikon
daerah jawa timur, seluruh jawa timur masih banyak menggelar acara kuda lumping
ketika ada hajatan atau fertival dan acara besar masyarakat. Kuda lumping
lahir sebagai simbolisasi, bahwa rakyat juga memiliki kemampuan (kedigdayaan),
dalam menghadapi musuh ataupun melawan kekuatan elit kerajaan, yang memiliki
bala tentara. Selain itu, menghadirkan hiburan yang murah meriah namun
fenomenal kepada rakyat banyak.
Tari Wayang Topeng
Tari ini sekarang masih hidup di
daerah malang, keunikan tari wayang ini terlihat dari topengnya dan gerakan
tari yang di bawakan oleh sang penari, didaerah jawa timur tari wayang juga
berkembang di daerah lain seperti di madura dengan sebutan topeng dalang dengan
cerita mahabarata. Didaerah Situbondo tepatnya di Kraksaan dan Panarukan
dikenal dengan nama wayang Kerteh, nama ini disesuaikan dengan nama dalang
wayang topeng sekitar tahun 1930 yaitu Kartosuwignyo. Topeng Malangan
memakai celana atau lakon Panji ceritanya antara lain, Sayembara
Sedolanang, Umbul-umbul Majapura, Baderbang Sisik Kencana, Panji Laras,
Walangwati-walang Semirang, Patah Kundonowa Rongso, Adege Kediri, Jenggala
Mbangun Candi, dan masih banyak lagi
Tarian Tradisional Jawa Tengah
Tari Serimpi
Serimpi sama artinya dengan bilangan
empat. Kata Srimpi menurut bahasa jawa artinya “impi atau mimpi”. Tarian
Serimpi merupakan tarian yang berasal dari Yogyakarta. Tarian ini ditarikan
oleh 4 orang putri yang diiringi oleh musik gamelan Jawa. Gerakan tangan dari
sang penari yang lambat dan gemulai adalah ciri khas dari tarian Serimpi Yogyakarta.
Dari ke 4 putri tersebut, masing-masing melambangkan unsur dunia, yaitu : grama
(api), angin (udara), toya (air), dan bumi (tanah). Hal dimaksud melambangkan
asal usul terjadinya manusia dan juga melambangkan 4 penjuru mata angin. Pada
dasarnya tari Serimpi ini mengambarkan sifat baik dan sifat buruk. Manusia
diajarkan untuk selalu berbuat baik sebagai bekal menghadap Sang Pencipta. Dari
ke 4 putri tersebut masing-masing mempunyai nama yaitu : Batak, Gulu, Dhada dan
Buncit.
Tari Serimpi muncul ketika masa
Kerajaan Kerajaan Mataram yang diperintah oleh Sultan Agung (1613-1646) dan
tari ini di pentaskan hanya dilingkungan keraton untuk upacara kenegaraan yaitu
kenaikan tahta kesultanan, dalam pekermbangannya tari serimpi pecah seiring
dengan Kerajaan Mataram terpecah menjadi Kesultanan Yogyakarta dan Kesultanan
Surakarta pada tahun 1775.
Di Kesultanan Yogyakarta, tarian
Serimpi digolongkan menjadi 3 yaitu Serimpi Babul Layar, Serimpi Dhempel,
Serimpi Genjung. Di Kesultanan Surakarta, tarian Serimpi digolongkan menjadi 2
yaitu Serimpi Anglir Mendung dan Serimpi Bondan.
Tari Langen Asmoro
tari langen asmoro
Tari ini merupakan tari yang
menganut gaya Surakarta, yang di ciptakan oleh Sunarno Purwoleleono pada tahun
1993. Tari ini disusun untuk menambah materi tari pasihan gaya surakarta serta
guna materi ujian Hartoyo Di Taman Budaya Surakarta. Tari langen Asmara
merupakan salah satu komposisi tari pasangan yang bertemakan percintaan dimana
dalam tari tidak terdapat konflik, yang menggambarkan sepasang kekasih yang
sedang berpacaran dan bersenang senang.
Tarian Tradisional Jawa Tengah
Tari Driasmara
tari driasmara
Tari Driasmara hampir sama dengan
Tari Langen Asmoro namun yang jadi teman adalah percintaan antara Panji Asmara
Bangun dengan Dewi Sekartaji. Tari ini disusun oleh Sunarno Purwolelono pada
tahun 1976. Driasmara berasal dari kata driya yang bearti hati dan asmara yang
berarti asmara, driasmara dimaksudkan hati yang sedang dilanda asmara. Rasa
yang muncul/ terkandung dari tari Driasmara yaitu romantis, penuh kasih, saling
mengasihi satu sama lain, cinta kasih. Tari driasmara menggambarkan sepasang
kekasih yang sedang memadu cinta, melambangkan suatu hubungan percintaan antara
dua orang yang berlawanan jenis. Pada dasarnya tari ini menggambarakan
bermacam-macam perasaan manusia yang terlibat dalam suatu percintaan.
Tari Bambangan Cakil
Tari yang diadaptasi dari Pementasan
wayang kulit yang berjudul Perang Kemabang. Tari ini menceritakan perang antara
ksatria melawan raksasa. Ksatria adalah tokoh yang bersifat halus dan lemah
lembut, sedangkan Raksasa menggambarkan tokoh yang kasar dan bringas. Makna
yang terkandung dalam tarian ini adalah bahwa segala bentuk kejahatan,
keangkara murkaan pasti kalah dengan kebaikan.
Tarian Tradisional Jawa Tengah
Tari Sintren
Tari ini berasal dari pekalongan,
tari ini menggambarkan cerita cinta sulasih dengan sulandono, kisah dari tari
ini adalah Sulandono adalah putra Ki Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi
Rantamsari. Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih, seorang putri dari
Desa Kalisalak, namun hubungan asmara tersebut tidak mendapat restu dari Ki
Baurekso. Akhirnya R.Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi
penari. Walaupun begitu di ceritakan kalau mereka berdua masih bisa ketemuan
dalam alam gaib, dengan yaitu dengan cara bahwa pada setiap acara dimana
Sulasih muncul sebagai penari maka Dewi Rantamsari memasukkan roh bidadari ke
tubuh Sulasih, pada saat itu pula R.Sulandono yang sedang bertapa dipanggil roh
ibunya untuk menemui Sulasih dan terjadilah pertemuan diantara
SulasihdanR.Sulandono. Sintren diperankan oleh seorang gadis yang masih suci
Tari Serimpi
Serimpi sama artinya dengan bilangan
empat. Kata Srimpi menurut bahasa jawa artinya “impi atau mimpi”. Tarian
Serimpi merupakan tarian yang berasal dari Yogyakarta. Tarian ini ditarikan
oleh 4 orang putri yang diiringi oleh musik gamelan Jawa. Gerakan tangan dari
sang penari yang lambat dan gemulai adalah ciri khas dari tarian Serimpi
Yogyakarta. Dari ke 4 putri tersebut, masing-masing melambangkan unsur dunia,
yaitu : grama (api), angin (udara), toya (air), dan bumi (tanah). Hal dimaksud
melambangkan asal usul terjadinya manusia dan juga melambangkan 4 penjuru mata
angin. Pada dasarnya tari Serimpi ini mengambarkan sifat baik dan sifat buruk.
Manusia diajarkan untuk selalu berbuat baik sebagai bekal menghadap Sang
Pencipta. Dari ke 4 putri tersebut masing-masing mempunyai nama yaitu : Batak,
Gulu, Dhada dan Buncit.
No comments:
Post a Comment