Naskah Drama 7 orang (Komedi)
Casting
- Nurlele
- Bule Pernandes Silitonga
- Pha Nchi Tan
- Iman Soliman
- Joko wipupu
- Jamile
- Kasiaton
sutradara: Sylvia Mahardika
Sinopsis
Nurlele, gadis lumayan bule yang
mengisi senjanya dengan membatik menggunakan canting kesayangannya. hingga Pha
Nchi Tan, seorang gadis keturunan Cina-Cina’an tertarik untuk memesan sebuah
kain batik kepadanya. Hal ini tentu saja sangat berkesan bagi Nurlele, hanya
saja dia sedang tak ingin repot untuk beberapa hari ini.
Nurlele sempat berpacaran dengan
seorang laki-laki bernama Joko Wipupu. dan ketika Joko menggoda Pha Nchi, dia
pun cemburu.
Nurlele tak pernah tahu bahwa karya
tangannya dalam membuat batik akan disenangi oleh banyak orang. Dan faktanya
memang benar, sampai Bule yang bernama Pernandes Silitonga pun jatuh cinta
kepada batik-batik buatan Nurlele. Ia diminta untuk membuatkan batik, tapi yang
ada si Bule itu malah merampas kain-kain batik yang sedang dijemur Nurlele. Dia
sedih, karna Kehormatannya diambil oleh Bule jadi-jadian itu. sebuah kehormatan
bangsa Indonesia. symbol dari salah-satu kebudayaan bangsa Indonesia. Batik.
TREATMENT
1.
Pha Nchi Tan kagum dengan batik-batik buatan Nurlele
terutama pada bando dan syal milik nurlele.
2.
Joko wipupu yang berperan sebagai orang bolot
muncul dan tertarik dengan Pha Nchi Tan. Dia menggoda Pha Nchi dan memberikan
sebatang coklat kepadanya. Kemudian Si Nurlele cemburu melihat peristiwa itu.
3.
Saat Pha Nchi dan Joko sedang menikmati nuansa
romantic, seorang pengamen jalanan bernama Iman Soliman muncul dan menyadari
bahwa ia mengenal Pha Nchi. Ternyata Pha Nchi adalah teman sepermainannya dulu.
4.
Joko cemburu dengan Iman Soliman yang berhasil
mengalihkan perhatian Pha Nchi terhadapnya. Ditambah Nurlele menyanyikan lagu
Hancur Hatiku
5.
Datanglah bule yang bernama Pernandes silitonga
yang berteriak-teriak menanyakan adakah seseorang yang bisa membatik. tak ada
yang menggubrisnya kecuali Nurlele.
6.
Saat si Bule akan menanyai Nurlele, Jamile dan
Kasiaton terkejut akan kehadiran bule tersebut. Ia berhasil membuat penyakit
lebay Jamile dan Kasiaton Kambuh.
7.
Pha Nchi menanyakan apa yang sebenarnya di
inginkan Si bule itu. Dan ternyata ia menginginkan segala yang berbau batik
yang dikenakan oleh Nurlele dan kawan-kawan.
8.
Nurlele dan kawan-kawannya tentu tidak
memberikan segala identitas negaranya diambil begitu saja oleh bule jadi-jadian
ini.
9.
Pernandes Silitonga pun berpura-pura pergi
padahal ia ingin mengambil 3 kain batik milik Nurlele yang sedang ia jemur di
kursi. dan Pernandes pun berhasil mendapatkan sebuah kehormatan Nurlele. yang
tentu saja kehormatan Kita semua, bangsa Indonesia.
“Bule, Kembalikan Kehormatanku”
oleh : Sylvia Mahardika
Tadi masih terlihat senja
merapat dan menggumpalkan awan jingga. Menambah keindahan taman yang terletak
dipesisir pantai ini. Dan seorang gadis lumayan bule terjaga dengan kain, dan
cantingnya. Namanya Nurlele. Tak beberapa lama, datanglah seorang gadis berparas
kecina-cina’an, namanya Pha Nchi Tan. Rupanya ia kagum dengan Batik cantingan
Nurlele dan berniat untuk memesannya.
Pha Nchi :
“Haiya, bagus sekali a batik kamu. oek mau dibuatin ya. nama oek Pha Nchi Tan.”
(menjabat tangan Nurlele)
Nurlele :
(berjabatan) “saya Nurlele mbak panci. Anu, saya sih mau buatkan mbak. Tapi tidak
sekarang.” (sambil tersenyum)
Pha Nchi :
“haiya, tak papa tak papa. tenang saja sama saya. Itu bando dan syalnya bagus.
Batik kembang-kembang a?” (sambil menunjuk kepala Nurlele)
Nurlele :
“haiya alashola, kamsya a. xie-xie”
kemudian seorang
laki-laki berwajah setengah tampan mendekatinya, namanya Joko wipupu. dan
terjadilah percakapan yang sepertinya agak kurang jelas ini.. oya, joko wipupu
bolot pemirsa.
joko :
(logat jawa kental) “assalamualaikum mbak, sendirian wae?” (sambil bongkok)
Pha Nchi :
(Linglung) “wa’alaikumsalam, haiya. Lu olang sapa ha? sudah tau saya sama eneng
ini pakai tanya.” (sambil menunjuk Nurlele)
joko :
“tidak tidak. saya bukan ohang. saya joko. joko wipupu. mbak siapa?” (menjabat
tangan Pha Nchi Tan)
Nurlele :
(berdehem keras sekali) “Hak’akhem hem hem”
Joko :
“Kenapa Nurlele? Batuk? Nih minum paramex” (nyodorin obat paramex)
Nurlele :
(mengambilnya dengan Kesal )
Joko :
“siapa namanya mbak? kok diam?” (mencolek Pha Nchi)
Pha Nchi :
(mangap) “saya? saya Pha Nchi Tan.” (menjabat tangan joko)
joko :
(menggumam pelan) “raine uayu. tapi jenenge? mbooookk. panci coy. gak sisan
dandang??”
Pha Nchi :
(tak sadar berlogat jawa dan berteriak) “heh boloooot. aku krungu !”
Joko :
(berwajah sok cool. berbicara dengan nada bijak dan berwibawa) “sudah mbak.
tidak perlu takut. disini tidak ada jenglot. ada mas joko disini. nih buat mbak
. (nyodorin coklat)
mereka berdua
berpandangan. NurLele cemburu. Karena Joko wipupu adalah mantan kekasihnya
dulu. Tapi, ya sudahlah. Disela-sela
pandangan mereka, muncullah seseorang yang aneh. Menampakkan wajah yang sangat
memprihatinkan. Membawa gitar yang tak berselempang. Namanya Iman Soliman.
iman :
(berdehem) “ehem . permisi mbak,mas. saya iman soliman. anak jalanan yang punya
impian. rela berkorban tapi sering dicampakkan. saya akan menyanyikan lagu Bondan.
semoga anda senang dan memberikan saya uang.” (nyanyi yasudahlah)
joko :
(menghentikan iman) “heh.. heh.. heh.. jangan lagu itu kuman. yang judul
‘yasudahlah’ saja. ayo. nanti aku bayar 6750.”
pha Nchi :
“haiya, sudahlah. tak usa di dengalkan. dia itu bolot. sok atuh nyanyi”
Nurlele :
“iya iman ayo nyanyi.” (berteriak seakan menyemangati)
iman :
“sebentar mbak, mas.” (berlutut dan menengadahkan tangan) “Ya allah, iman salah
apa ya allah????? salah apaaa?? iman capek dengan hidup ini. capek.”
(bermelankolis tapi semacam lebay)
Tapi Joko Wipupu dan Pha Nchi Tan hanya
menunjukkan paras yang kagum. mereka tak menyadari bahwa Iman Soliman sangat
jengkel kepada mereka. Namun, sedetik kemudian Iman sadar bahwa perempuan
cantik yang berlogat cina-cina’an itu dikenalnya. teman sepermainannya dulu.
Iman kaget dan Pha Nchi pun juga. Ah, mereka romantis.
Iman :
(Berdiri dan melihat kearah Joko dan Pha Nchi) “Loh ? Loh? Loh?” (sambil tangan
telunjuknya seakan mengulang apa yang dia katakan)
Joko, Pha Nchi :
(pasang muka datar)
Iman :
“Mbak Panci kan? iya kan? iya dong. Aku Iman mbak. Iman yang 17 tahun lalu
menjadi teman sepermainanmu dan sempat memendarkan rasa cinta untukmu.” (sambil
ngibasin rambut)
Pha Nchi :
(spontan berdiri dan menyerahkan coklatnya ke Joko) “Oh Iman” (berhambur ke
Iman)
Nurlele :
(bernyanyi dan bermaksut untuk menyindir Joko) “Hancur-hancur hancur hatiku.
hatiku hancur..”
Pause !!! Melihat
kelakukan Pha Nchi,ditambah Nurlele yang menyanyi lagu Hancur Hatiku, Joko pun
kesal. Ia marah. Hatinya terbakar pemirsa. Ya, dia cemburu dan memutuskan untuk
pergi. Tapi Nurlele mencegahnya.. Play !!!
Joko :
(kesal dan mulai marah) “opo-opo’an iki? ya allah, ini hatiku ya? (sambil
menggambarkan symbol hati pada kedua tangannya dan seakan membelahnya menjadi
dua) ‘kratak’. Oke kalo ini mau kalian. aku yang akan pergi. aku!”
Nurlele :
“Jangan mas pupu!” (seperti berlari tapi di perlambat)
Joko :
“apa? kenapa? sudahlah jangan cegah aku.”
Nurlele :
“huwalah, yasudahlah. silahkan pergi.”
Joko :
(berteriak) “JANGAN CEGAH AKU !”
Nurlele :
(berteriak juga) “MASYA ALLAH ! yang mencegah itu SIAPAAAAA?”
Joko :
(berbicara dengan nada rendah dan sedikit tenang) “Oke. kalau kamu mencegah.
aku tetap disini” (tersenyum kepada Nurlela)
Nurlele :
(mengelus dada)
Tiba-tiba di tengah perselisihan
antara Joko dan Nurlele, datang seorang bule hitam, tinggi, bertingkah laku
aneh, berjalan setengah pincang sambil membawa kain putih dan berteriak-teriak
menanyakan adakah seseorang yang bisa membatik. Namanya Pernandes Silitonga. Namun, Tak ada
yang mendengarkan teriakan Si Bule kecuali Nurlele.
Silitonga :
(menghampiri kerumunan orang dengan berjalan pincang dan berteriak) “WOY !!
saya bule papan atas. My name is Pernandes Silitonga. Now, kamu kamu kamu kamu
bisa membuat kan saya batik tidak? ”
Semua tokoh disana serempak mengatakan “TIDAK”
Nurlele :
“Tapi saya bisa mister” (menunduk)
Saat Silitonga akan
menanyai Nurlele, Kasiaton dan Jamile datang. Mereka adalah salah dua sahabat
Nurlele yang sama sekali jauh dari sempurna. Mereka penasaran dengan apa yang
sedang terjadi. Dan saat melihat Si Bule, aksi lebay Kasiaton dimulai.
Kasiaton :
“Hey hey semua. Kasih datang. Ada apa ini sepi sekali?” (dengan gaya lebaynya)
Jamile :
“Jamile juga datang. maaf telat yah” (gaya syahrini)
Iman :
“Kamu diam, atau aku tampar?” (dengan nada yang amat datar)
Pha Nchi :
(hampir menampar pipi Iman dan tidak jadi. akhirnya menjambak) “Haiya,oek lupa
a oek gak bole tampar-tampar orang lagi a,jangan Kasal-kasal iman.”
Iman :
“Iya Panciku” (tersenyum)
Jamile : (membentak) “Hey! Kita serius!”
Pha Nchi :
“oek duarius a!”
Kasiaton :
“Duarius kan pacarnya Atit? hah? Oke. abaikan! (menghampiri Nurlele) lele, ada
apa sih?”
Nurlele :
“Anu ton, jam. Ini si mister minta dibuatkan batik.” (sambil menunjuk bule)
Jamile :
“Oh My… so setan kali ni bule?? item. Unyu.” (menghampiri bule)
Iman :
“Amit-amit jabang bayi”
Joko :
“Ya Allah Jamil e ! kamu Minus berapa? kok mau sama siluman Bule itu?”
Iman :
“Lah!!!!!!! Tos dulu bro.”
Joko :
(Tos) “Heh Kuman ! ngapain kamu! jauh-jauh dari saya.”
Jamile :
(sinis) “ih berisik deh. biarin aja. mending sama Mister ini daripada sama
abang pupu. bolot sih ! ya ngga mister?”
Kasiaton :
(menarik lengan Jamile) “jangan deket-deket Jam! Mister mister, saya bisa loh
buat batik. nih liat deh, tas saya udah batik. Muka saya juga.”
Silitonga :
“tenang Girls. I love you too , I love you too.”
Jamile :
“Handsome-mu gak nguati mister” (sambil benahin rambut)
Pha Nchi :
(membentak) “Kalian ini ngapain sih?”
Joko :
“mbak panci, sini sama om !”
Pha Nchi :
“Ihhh”
Nurlele :
“STOP ! Ini kenapa Laki-lakinya ga ada yang bener sih? aton jugak. ganjen. ayo
sini kalian berdua.” (membentak Jamile dan Kasiaton)
Kasiaton & Jamile : (muka sedih)
Pha Nchi :
“teman-teman! mundur. oke Mister Silitonga, sekarang apa mau anda a?”
Silitonga :
“saya mau kalian memberikan benda yang kalian pakai itu. pokoknyo berbau
batik.ayo. saya memaksa kalian ini.” (berjalan mondar-mandir dengan kaki
setengah pincang)
Iman :
“Heh Bule sempel! ini Batik akan selalu menjadi symbol bangsaku.” (suara
Lantang, keras,dan Tegas)
Jamile :
“kebudayaanku!” (sambil mengepalkan tangan)
Kasiaton :
“Coretan dan lengkungannya akan selalu menjadi keindahan dalam sanubariku!”
(menjunjung Tinggi tas-nya)
Pha Nchi :
“akan selamanya menjadi milik Indonesiaku a!”
Nurlele :
“Martabatku!”
Joko :
“Pokok’e Mak Nyus!”
semua menoleh kearah
Joko.
Silitonga :
“wah wah wah.. Kuper sekali anda. yauda kalo itu mau kalian. saya akan pergi.”
(dengan sigap langsung mengambil kain-kain batik buatan Nurlele yang sedang
dijemur di Kursi-kursi) “terimakasih sahabat yang kuper” (berlari meninggalkan
orang-orang dengan gaya diperlambat)
SEMUA KAGET
Jamile :
“TUNGGU!”
Kasiaton :
“JANGAN!”
Pha Nchi :
“PERGI!”
Iman :
“MISTER!”
Nurlele :
(terduduk dan berteriak) “BULEEEE, KEMBALIKAN KEHORMATANKUUUUUU!!!!!”
Joko :
“HATI-HATI MISTER. WA’ALAIKUMUSSALAM WARAHMATULLAHI WABARAKATU”
all :
“JOKOOOO BOLOOOTT!!!!”
Dan akhirnya, Mister
Pernandes Silitonga pun berhasil dengan sukses merampas “Kehormatan” bangsa
Indonesia. yaitu salah tiga Batik buatan Nurlele.
No comments:
Post a Comment